Senin, 07 Desember 2009

Mindset ERGONOMI

Dalam beberapa hari ini, saya berdiskusi dengan seorang rekan perihal ERGONOMI. Ergonomi adalah sebuah keilmuan yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. (dept. kes). Berikut ini artikel tentang Ergonomi yang saya kutip dari penjelasan Departemen Kesehatan.

Ruang lingkup ergonomik sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :

- Tehnik
- Fisik
- Pengalaman psikis
- Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian
- Anthropometri
- Sosiologi
- Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen uptake, pols, dan aktivitas otot.
- Desain, dll.

Metode Ergonomi
1. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.

2. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membelifurniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.

3. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit,nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secaraobyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensisakit, angka kecelakaan dan lain-lain.

Aplikasi/penerapan Ergonomik:
1. Posisi Kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.

3. Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
a. Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:
- Laki-laki dewasa 40 kg
- Wanita dewasa 15-20 kg
- Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
- Wanita (16-18 th) 12-15 kg
b. Organisasi kerja
Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :
- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
- Frekuensi pergerakan diminimalisasi
- Jarak mengangkat beban dikurangi
- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi.
- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
c. Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
- Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
- Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :
o Posisi kaki yang benar
o Punggung kuat dan kekar
o Posisi lengan dekat dengan tubuh
o Mengangkat dengan benar
o Menggunakan berat badan
d. Supervisi medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur.
- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya
- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan
- Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan,khususnya pada wanita muda dan yang sudah berumur.

Kelelahan/Fatique
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.
2. Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya.
3. Psikologis dan emotional fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme melarikan diri dari kenyataan” pada penderitap sikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akanmengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.
4. Upaya kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahan, meskipun seseorang mempunyai batas ketahanan, akan tetapi beberapa hal dibawah ini akan mengurangi kelelahan yang tidak seharusnyaterjadi :
· Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia.
· Pencahayaan dan ventilasi harus memadai dan tidak ada gangguan bising
· Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup saat makan siang.
· Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor.
· Tempo kegiatan tidak harus terus menerus
· Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau memungkinkan.
· Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam peningkatan semangat kerja.
· Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.
· Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja
· Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya;
- Pekerja remaja
- Wanita hamil dan menyusui
- Pekerja yang telah berumur
- Pekerja shift
- Migrant.
· Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat stimulan atau zat addiktif lainnya perlu diawasi.

Melihat tentang Ergonomi yang tertulis di artikel sebelumnya, saya melihat bahwa perihal ergonomic bisa menjadi sebuah keilmuan teknik (engineering) yang bagus untuk negara yang "PADAT KARYA". Kenapa ?

Semua perihal ergonomi dikategorikan berdasarkan tingkah laku dan kebiasaan manusia dalam bekerja. Dan, mulai pada saat revolusi industri, dunia sedikit demi sedikit bergeser kepada dunia otomasi (mesin, robotik, dll.). Alhasil, peran manusia akan semakin didominasi oleh knowledge ketimbang rutinitas pekerjaan manual seperti yang banyak terlihat di industri skala kecil dan menengah saat ini.

Bisa dilihat di negara-negara maju, bagaimana potensi ilmu ergonomi ini. Saya mencari sebuah contoh di negara Korea Selatan (yang masih dalam proses disebut negara maju). Pada umumnya, tidak ada ada satu jurusan secara khusus yang mempelari ERGONOMI. Korea Selatan memiliki jurusan yang cukup kuat di bidang mesin dan high technology. Cikal bakal high tech'nya berasal dari jurusan mesin yang kemudian digabung dengan elektro menjadi mechatronics. Di lingkungan industri high tech, mayoritas mesin yang memiliki presisi tinggi adalah hasil penelitian dari para ahli di bidang mechatronics.
(tentu saja memiliki jurusan sosial, ekonomi, dsb. yang masih potensial. Tetapi, secara khusus perihal Ergonomi, belum terlihat mendominasi di lingkungan jurusan Teknik Industri di universitas yang ada di Korea Selatan ini)

Tentu saja, ketika industri sudah melaju menuju otomasi industri, maka potensi Sumber Daya Manusia harus semakin berkembang, kalau tidak akan tersingkir oleh kemampuan robot atau mesin yang dirancang memiliki kemampuan serupa dengan manusia (Artificial Intelligence). Hal ini tentunya membawa dampak buruk bagi negara2 berkembang yang memiliki industri Padat Karya.

Oleh karena itu, mindset tentang Ergonomi tentunya sangat berbeda antara negara maju dan negara berkembang. Ketika Indonesia mau merambah area Ergonomi (karena Indonesia masih tergolong negara yang memiliki industri Padat Karya yang cukup banyak), maka ada potensi negara-negara berkembang lainnya akan belajar di Indonesia sebagai negara yang mampu mengatasi permasalahan ergonomi bagi para pekerjanya.

Saya melihat, potensi ilmu Ergonomi masih besar untuk bisa dikembangkan di Indonesia. Jangan sampai negara maju juga ikut dalam pengembangan ergonomi ini. Indonesia punya banyak contoh industri real daripada negara maju yang mengandalkan mesin dan otomasi. Ayo tingkatkan ilmu Teknik Industri !

Sumber :
http://bernardonugroho.blogspot.com/2009/07/mindset-ergonomi-2.html
http://bernardonugroho.blogspot.com/2009/07/mindset-ergonomi-1.html

2 Juli 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar