Minggu, 06 Desember 2009

Ergonomi

Ergonomi adalah bidang ilmu tentang segala pertimbangan faktor manusia dalam usaha mendesain benda-benda, fasilitas maupun lingkungan buatan yang digunakan dalam segala aspek kehidupan manusia.

Adapun tujuan utama yang ingin dicapai dalam penerapan ergonomi dalam proses desain adalah :


- Meningkatkan keefektifan fungsional dari benda-benda atau lingkungan buatan tersebut sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal.
- Mempertahankan ataupun meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan misalnya kesehatan, keamanan dan kepuasan selama proses pemanfaatan/penggunaan benda-benda, fasilitas atau lingkungan tersebut.


ERGONOMI PADA KENDARAAN

A. Display dan Instrumen Penunjang
Kemampuan penglihatan manusia selain ditentukan oleh ketajaman penglihatannya juga ditentukan oleh kondisi dari luar, diantaranya :
- Kontras pencahayaan
- Terangnya pencahayaan
- Lamanya melihat obyek
- Perbandingan pencahayaan
- Gerakan
- Cahaya yang menyilaukan

Perancangan panel instrumen sebuah mobil harus memperhatikan faktor-faktor tersebut agar kenyamanan pengendara dapat terpenuhi, tentunya juga memperhatikan faktor pendukung yang lain seperti estetika, pemilihan bahan, dan sebagainya.
Pada Dashboard mobil terdapat berbagai instrumen penting seperti : Speedometer, Tachometer, Odometer, Trimpmeter, pengukur temperatur mesin dan pengukur bahan bakar. Selain itu juga ditempatkan sistem ventilasi dan perlengkapan tambahan yang lain.

Untuk mempermudah pengamatan panel instrumen tersebut, maka instrumen-instrumen pada panel tersebut disusun pada satu kelompok tempat di bawah posisi roda kemudi. Ukuran instrumen tersebut dibuat lebih kecil dari diameter roda kemudi.
Penentuan letak panel instrumen terhadap kedudukan garis pandangan horisontal pengemudi adalah sekita 350. hal ini didasarkan pada harga optimal sudut rotasi mata, terutama antara melihat depan dengan melihat ke panel instrumen.

- Speedometer dan Tachometer

Kedua instrumen ini dapat menggunakan dua jenis penunjuk yaitu :
1. Penunjuk analog (skala tetap - jarum bergerak)
2. penunjuk digital

Dalam hal ketepatan penunjukan, jenis digital tentunya lebih unggul, akan tetapi bila nilai yang ditunjukkannya berubah secara cepat, maka akan menyulitkan pembacanan. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu persyaratan-persyaratan lain, yaitu bentuk dan ukuran huruf relatif besar serta berwarna cerah (misalnya kuning), tetapi tidak boleh menyilaukan.

Dengan menggunakan penunjuk analog, maka dapat lebih memudahkan pembacaan, karena pengemudi dapat memperkirakan penunjukan berdasarkan pada sudut penyimpangan jarum. Tentunya arah putaran jarum penunjuk juga harus diperhatikan. Arah putaran yang dikehendaki adalah searah jarum jam (putar kanan). Kesederhanaan skala pada penunjuk analog juga akan memudahkan pembacaan.

Pemilihan huruf dan angka yang tepat pada instrumen memang harus dipertimbangkan agar dapat terbaca dengan jelas. Hal-hal yang dapat jadi pertimbangan :

1. Latar belakang huruf dan angka
2. Besar huruf dan angka
3. Cahaya penyinaran
4. Jarak pembacaan


- Pengukuran Panas Mesin

Pada bagian ini dinyatakan pada 3 keadaan, yaitu : keadaan di bawah normal (ditandai dengan “C” kependekan dari “COLD” ), normal dan berbahaya (ditandai dengan “H” atau “HOT”).

Desain pengukurnya tidak perlu mendetail, tetapi terdapat pembagian yang jelas bagian-bagian tersebut.

Jenis yang dipakai dapat berupa skala tetap jarum bergerak. Pada skala pengukur ini perlu disertakan warna-warna yang tujuannya untuk memberikan kesan yang kuat pada saat pengemudi melihatnya dan memberikan tindakan yang tepat jika diperlukan.


- Pengukur Isi Bahan Bakar

Keadaan pengukur isi bahan bakar hampir sama dengan pengukur panas mesin. Oleh karena itu kedua pengukur tersebut dapat dikelompokkan menjadi satu dalam panel instrumen.

Alternatif lain yaitu dengan memakai sistem elektronik dengan sebaris lampu/LED yang berwarna. Hal ini juga diterapkan pada pengukur panas mesin.


- Lampu-Lampu Indikator

Hal yang perlu diperhatikan untuk lampu indikator seperti indikator tekanan oli, rem tangan, pengisian aki, choke, dan sebagainya adalah : bentuk symbol yang sederhana, umum dan mudah dimengerti, warna yang menarik perhatian, serta semua lampu indikator dikelompokkan pada satu tempat.

Kecepatan reaksi terhadap warna lampu indikator menurut yang paling cepat hingga paling lambat adalah : merah, hijau, kuning dan putih. Hal ini terutama bila antara symbol terhadap latar belakang tidak terdapat perbedaan kontras yang menyolok. Oleh karena itu untuk indikator digunakan lampu berwarna merah.


- Alat-Alat Kontrol

Alat kontrol yang terdapat pada Dashboard digunakan untuk mengatur berbagai macam fungsi sebagai pelengkap pada mobil. Alat kontrol itu antara lain berupa :
- Tombol choke
- Kontrol lampu darurat
- Kontrol lampu kabut
- Kontrol ventilasi, dan lain-lain

Disamping berupa kontrol pada dashboard, terdapat instrumen yang lain, misal : penyulut rokok.

Alat-alat kontrol yang ada digambarkan secara symbol. Display simbol tersebut harus disesain menurut prinsip-prinsip berupa : gambar, sederhana, umum dan mudah dimengerti.


B. Roda Kemudi

Roda kemudi merupakan instrumen mobil yang tak dapat diabaikan dalam desain untuk kenyamanan berkendara. Bentuk kemudi dapat berupa lingkaran dengan jumlah jari-jari 2 buah dengan sudut 1200. Desain kemudi dibuat sedemikian rupa dengan tujuan mempermudah pengemudi melihat instrumen yang berada pada dashboard melalui celah kemudi. Kedudukan poros kemudi 300 – 600 terhadap garis datar.
Pada roda kemudi biasanya terdapat tombol klakson dan 2 tuas (kiri dan kanan) yang berfungsi sebagai alat kontrol lampu, pembersih kaca, lampu belok, dan lain-lain.


C. Kursi dan kelengkapannya

Dalam setiap aktifitas ada beberapa hal yang menjadi tuntutan pelakunya, antara lain :
- Aktifitas berlangsung dengan baik
- Kenyamanan, sehingga timbul kesenangan (bukan merupakan beban)
- Keamanan untuk menjalankan aktifitas itu, dan lain-lain
Begitu pula bagi pengemudi. Hal di atas tidak dapat

Perlu dicatat disini adanya suatu hubungan yang erat antara dimensi fungsi dan fungsi tubuh. Tubuh yang normal tidak beroperasi secara terpisah tetapi merupakan satu kesatuan gerak. Contoh : batasan dari jangkauan lengan tidak semata-mata tergantung dari panjang lengan, tetapi juga dipengaruhi gerakan pada bagian bahu (putaran lengan), punggung dan juga gerak tangan yang mempengaruhi fungsinya.


- Dimensi Jarak Kerja

Dimensi jarak kerja terdiri dari beberapa situasi fisik yang berbeda, antara lain : astronot di dalam kapsul, teknisi di bagian perakitan hingga presiden di atas mimbar. Hal ini juga berlaku pada seorang pekerja yang menyelesaikan suatu pekerjaan dengan duduk di suatu lokasi yang tetap. Jarak yang terdapat dalam ruang lingkup kerjanya menunjukkan suatu jarak kerja yang terbatas/tertutup.

Oleh sebab itu diperlukan suatu perencanaan yang cukup baik pada fasilitas di lokasi kerja sehingga dapat mendukung kegiatan pekerja dan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerjanya. Salah satunya adalah masalah tempat duduk, yang juga berlaku untuk kendaraan bermotor.

Dengan adanya tempat duduk yang nyaman dan mendukung kegiatan (khususnya bagi pengemudi) akan menambah kepuasan dan keamanan yang lebih baik.


- Desain Tempat Duduk

Prinsip yang mendasar dalam perencanaan suatu bentuk yang menunjang kenyamanan tempat duduk adalah desain fisik yang dihubungkan dengan struktur dan gerak organ tubuh manusia.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

1. Tinggi sandaran tempat duduk
2. Kedalaman dan lebar tempat duduk
Kedalaman tempat duduk disesuaikan dengan panjang tulang paha orang dewasa. Lebar tempat duduk disesuaikan dengan tulang panggul orang dewasa.
3. Sudut antara sandaran dan alas tempat duduk
Sudut ini harus sesuai dengan posisi paling nyaman pada saat mengemudi.
4. Profil sandaran dan alas tempat duduk
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga dan membuat posisi duduk lebih mantap (dengan mengikuti bentuk/posisi tulang punggung yang baik).
5. Sandaran kepala
Merupakan perlengkapan penunjang agar leher tidak cepat lelah.
6. Letak/posisi tempat duduk
Penting sekali karena berkaitan dengan keterbatasan jangkauan manusia. Dengan penempatan yang tepat mempermudah mengoperasikan instrumen pendukung.
7. Bahan
Untuk kendaraan bermotor umumnya dibuat dari bahan yang empuk dan lembut. Hal ini bertujuan antara lain menambah kenyamanan, meredam getaran, dan lain-lain.
Sedang jenis pelapisnya ada bermacam-macam, antara lain : kulit, vinyl, kain keras, dan lain-lain.


- Faktor Pengaman

Hal lain yang juga penting dari tempat duduk kendaraan roda empat adalah perlengkapan tambahan yang berfungsi agar penumpang tidak terlontar/tergeser dari tempat duduknya sehingga dapat menyebabkan suatu korban dalam suatu kecelakaan, singkatnya sebagai asesoris pengaman, berupa :

1. Sabuk pengaman
2. Bantalan penahan benturan
Bantalan ini terletak pada kemudi yang dibuat sedemikian rupa sehingga apabila terjadi suatu benturan pada kendaraan dari arah muka akan mengembang secara cepat sehingga menetralisir benturan antara pengemudi dengan roda kemudi.
3. Sandaran kepala
Untuk menghindari terjadinya patah tulang leher akibat benturan keras pada kendaraan dari arah belakang.


D. Kopling

Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Hunsicker didapat bahwa kekuatan tangan yang optimal diperoleh pada sudut siku 1200 – 1800. Untuk merancang suatu kopling maka kita harus mempertimbangkan hal tersebut di atas serta faktor lain agar kopling dapat dioperasikan dengan nyaman tanpa mempengaruhi posisi tubuh pengemudi.

Bila pengemudi sampai mengubah posisi tubuh dalam memindahkan kopling akan berpengaruh terhadap kelelahan pengemudi terutama tulang punggung. Kelelahan pengemudi akan berpengaruh pada konsentrasi pengemudi sehingga kemungkinan terjadi kecelakaan menjadi lebih besar.

Disamping berpengaruh terhadap kelelahan dan kesehatan, perubahan posisi duduk akan berpengaruh langsung terhadap sudut pandang pengemudi. Pengemudi tidak dapat lagi mengawasi situasi di depan dan itu merupakan bahaya bagi keselamatan kendaraan.
Pengaturan lain dari perubahan posisi tubuh pengemudi dapat mengakibatkan kestabilan pengendara menurun, karena gerakan roda kemudi tidak terkontrol dengan baik oleh pengemudi.

Ada hal lagi yang perlu diperhatikan dalam penempatan kopling ini, yaitu :
- Mudah dijangkau dan penentuan tempatnya bisa dilakukan dengan location coding.
- Diusahakan tidak ada bentuk yang sama. Karena dengan adanya bentuk yang sama akan memperbesar waktu reaksi untuk pengoperasian.

Dari uraian di atas maka penempatan/posisi kopling adalah pada sudut 450 sebelah kiri dari pandangan depan dengan sudut-siku antara 1200 – 1800. tinggi tuas maksimal adalah sejajar dengan bagian terendah roda kemudi dan tinggi minimal adalah SRL (Sheet Refrence Level).


E. Rem Tangan

Rem tangan merupakan alat kontrol yang harus mudah dijangkau, sehingga penempatannya harus tepat dan sesuai dengan posisi tangan.
Faktor yang berpengaruh pada perencanaan rem tangan adalah penggunaan gaya tekan terhadap posisi yang duberiakn, karena gaya tarik yang bekerja (pada waktu duduk) dapat berubah menurut posisi tangan terhadap titik pusat duduk.
Penempatan yang paling baik untuk tuas pemegang rem tangan adalah di depan tempat duduk pengemudi pada ketinggian pinggang manusia.


F. Pedal Akselerator dan Rem

Pedal kaki digunakan untuk pengaturan sebuah fungsi tunggal atau mungkin dua atau tiga. Tentang penggunaan kaki ini ada anggapan bahwa kaki lebih lambat dan kurang mempunyai akurasi daripada tangan, tetapi anggapan itu tidak dapat didukung oleh hasil percobaan.

Pedal digunakan untuk berbagai maksud dan segi. Dalam desain pedal perlu diperhatikan tentang letak dari titik tumpu pedal, membutuhkan daya tolok/dorong dengan atau tanpa eksi pergelangan kaki, sudut daripada kaki dengan tulang kering, daya yang dibutuhkan dan keperluan-keperluan operasional seperti travel time, kecepatan pengoprasian dan kepresisian.

Jadi titik tumpu ayang berbeda posisinya ternyata travel time yang diperlukan berbeda pula untuk menempuh jarak yang tetap dan sudut yang tetap. Posisi terbaik dari titik tumpu pedal untuk gerakan sudut konstan ialah di depan dari pergelangan kaki, sedang untuk gerakan jarak konstan posisi optimum dari titik tumpu pedal pada tumit. Travel time ini dipengaruhipula oleh gerak perlawanan dari pedal, dimana travel time bertambah dengan naiknya gaya lawan dari pedal.

Perlu diperhatikan pula mengenai jarak dari posisi pedal terhadap posisi duduk operator (pengemudi) sehingga kaki bisa mengoperasikan pedal dengan leluasa, tanpa banyak mengeluarkan tenaga.

Sumber :
http://www.rider-system.net/2009/08/ergonomi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar